Minggu, 04 Maret 2018

CERITA II



CERITA II
Oleh Mohammad Zuhry
Jangan pernah membatasi cinta agar tidak penah bosan mencintai
Tetapi terhadap kepuasan maka perlu kiranya untuk membatasi,
Ambisi-ambisi terhadap kenyaman akan menjadi sandra pada ketenangan
Sedangkan menikmati adalah cara mudah menemukan pencarian.

Alam mempunyai hukum, begitu kehidupan mempunyai ruangnya sendiri
Jika menanam di tempat yang benar, maka kebenaran yang akan tumbuh
dengan tetap mengingat tanaman maka cukup memberi nutrisi.
Terkadang memasrahkan pada tanah yang mengolahnya itu gampang.
Yang sulit memasrahkan pada hukum kehidupan,
Terlalu banyak kepuasan yang ingin instan dalam ambisi yang tak sadar kalau lagi buta.

Dan gelap di luar maka semakin gelaplah melihat kedalam.

Saya lagi berjalan di pinggir danau dan terlihat seorang anak muda yang baru kemaren memakai toga akan legimitasi keilmuannya dan dia sedang memaki orang lain yang lebih muda dengan keilmuannya. Terdengar seperti dia menyalahkan seorang tersebut yang mana dia hanya tersenyum karena dia hanya seorang yang aku kenal sebagai petani yang rajin akan mencari segala apa yang ingin di ketahuinya. Terdengar sepintas dia mengatakan kata bodoh berulang kali. Setelah sekian kalinya si petani hanya menjawab dengan 2 bait kalimat yang kemudian ia pergi meninggalkan si sarjana kalimat itu “banyak orang yang terlalu pintar menilai orang lain, sedangkan dia masih bodoh menilai dirinya sendiri”.
Disisi lain masih berjalan ketemukan sebuah desa lecil dimana disitu ada sebuah kegiatan masyarakat atau semacam bakti sosial, semua pada tersenyum seakan keringat menjadi saksi akan kedaulatan sebagai rakyat yang merdeka. Tidak ada kepulan-kepulan penyesalan yang tertiup dalam setiap hembusan jantungnya, yang terlihat dia mereka seakan lebih hidup.
Dan kulihat dirumah yang mewah pintu gerbangya tertutup rapat dengan mobil yang berjajar indah didalamnya, kudengar irama keras terdengar mengusik lagu-lagu rakyat. Seorang menghampiriku dan berkata, “saya sering mengajak mereka bersama, tapi saya sering kalah kata, maklum aku hanya buruh bangunan yang kutahu hanya bagaimana membangun rumah agar pemiliknya nyaman dengan harapannya”. Pengetahuan yang tinggi akan tetaplah di kagumi, sementara implementasi pada kesejahteraan sosial itulah bagian dari keistimewaan yang di rindukan setiap manusia.
Saya bertanya dan meminta segelas air “dimana sumbernya?” sementara yang kutanyai adalah orang yang masih haus dengan memegang gelas yang berisi penuh akan air. Tanpa kusadari dia menyodorkan segenggam yang dimiliki orang tersebut. Dia memberi dengan tenang seakan kebahagiaan telah di dapati, saya kebingungan dan disisi lain saya bahagia karena kudapati air minumnya.
Setiap orang akan merasa bahagia jika dia memiliki sesuatu yang di inginkan namun memberikan sesuatu yang dimiliki terhadap orang lain adalah kebahgiaan yang lebih jika kepasrahan atau keikhlasan adalah dasarnya. Disisi lain karena dia membantu, disisi yang lainnya dia mendapatkan senyuman kebahagiaan dari penerimanya. Dan semacam itu bukanlah sebuah kehilangan melainkan sebuah bibit baru yang kita tanam, dan hukum kehidupan tetaplah berlaku,  bahwa akan tumbuh dan buahnya kita akan memakannya bersama baik dari orang lain ataupun dari orang yang sama.
Sebuah kenikmatan kan tetap nikmat tapi kenikmatan yang belum kita sadari akan menjadi kenikmatan yang ternodai bukan dari siapa-siapa melainkan diri sendiri.
Membatasi sesuatu yang tiada batasnya adalah kekeliruan, itulah sebab kedamaian tak pernah di dapati.
Dan tidak membatasi yang harus di batasi itu keterlaluan, itulah kenapa kita dapati banyak luka di dalam diri.

#KajianPkYai


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

CERITA II

CERITA II Oleh Mohammad Zuhry Jangan pernah membatasi cinta agar tidak penah bosan mencintai Tetapi terhadap kepuasan maka perl...